Advertisement
Informasi terbaru Cerpen Islami : Islam Membuat Hidupku Berwarna Bulan April 2025
Cerpen Islami - Pada kesempatan
kali ini saya akan memberikan artikel tentang Cerpen Islami, kita
ketahui Cerpen atau Cerita Pendek adalah suatu bentuk prosa narmatif.
Cerita pendek cendrung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi yang lebih panjang, misalnya seperti novel.

Dan simaklah Cerpen Islami yang di buat Oleh Tri Indah Widyawati Islam :
Pagi
ini cahaya matahari hangat menyilaukan seberkas titik embun di atas
dedaunan. Rumput basah menguapkan hawa segar di udara. Biru langit
tampak sedemikian cerahnya hingga awan tak terlihat setipis pun.
Pagi
ini aku berangkat sekolah dengan teman dekatku. Teman yang dimana
selalu ada untukku kapanpun aku membutuhkannya. Pagi ini lalu lalang
kendaraan bermotor mengiringi langkah kaki tegapku. Di tepian jalan
temanku eni, Eni sedang tenggelam dalam lembaran-lembaran novel. Temanku
ini memang gemar sekali membaca novel. Dimanapun ia berada pasti
membawa buku novel. Jika temanku Eni asyik dengan novelnya lain halnya
dengan aku. Aku lebih suka melihat pemandangan sekitar terkadang juga
menikmati suasana ramai jalanan oleh siswa-siswa, orang yang ingin
bekerja. Karena dengan itu aku jadi termotivasi kalau bukan aku saja
yang berjuang menimba ilmu tapi banyak orang di luar sana yang melakukan
hal sama sepertiku. Jadi diri ini lebih termotivasi tuk bersemangat.
“Heeii!” sebuah suara meledak di telinga. diiringi tangan usil menarik jilbabku.
“Dasar bakpow!” sentak suara temanku, dari tadi di panggil ndak jawab-jawab.
“Ahh Ida, kamu membuat jilbabku jadi jelek nic, lha kamu tadi di tunggu lama tidak datang-datang.”
“Maaf,
Indah aku masih membantu ibuku di pasar jadi tadi agak telat
berangkatnya. Maaf ya teman aku janji nanti tidak telat lagi.”
“Ya udah deh aku maafin awas ya kalau terulang lagi aku tidak akan nungguin lagi.”
Setelah
itu aku melanjutkan aktivitasku melihat suasana pagi itu. Di ujung sana
terlihat seorang laki-laki muda degan bersahajanya lewat di depan
mataku. Dengan menaiki motor tuanya dia kelihatan sangat bijaksana. Hati
ini terasa berdetak kencang. Aku tak tahu apa yang ku rasakan ini. Yang
ku tahu hanya dia begitu menarik semua perhatiannku.
Ya
Allah apa salahkah semua ini?. Aku mengagumi orang yang tak aku kenal.
Ku yakinkan hati tuk menolak semua yang ku rasakan. Walaupun itu sangat
sulit, aku saja tidak kenal dengannya mungkin aku memikirkannya tapi
belum tentu dia memikirkanku.
Angin
malam berembus dingin. Menyusup ke semua tubuhku mendinginkan jantung
dan aliran darahku. Mataku terasa perih bukan karena terpaan angin. Aku
teringat dengan kejadian tadi pagi. Ku berani kan diri untuk curhat ke
kakakku soal tadi pagi.
“kak boleh Tanya?, kakak jika kita mengagumi seseorang itu bagaimana ya kak?.”
“mengagumi,
sebenarnya tidak apa-apa dik, kita mengagumi lawan jenis kita, tapi
kita sebagai muslim seharusnya tahu apa yang kita harus lakukan. Dimana
kita harus bisa menahan rasa kagum ini menjadi nafsu. Jadikan rasa kagum
itu sebagai fitrah yang Allah berikan untukmu.”
“O…
ya, kakak punya buku yang membahas tentang apa sedang adik alami
sekarang ini. Ini bukunya berisi kumpulan cerpen yang bisa memberikan
jawaban semua yang adik rasakan saat ini”
Kakakku
adalah sosok wanita yang begitu mengagumkan. Karena dia begitu anggun
dengan jilbab panjangnya. begitu sopan dengan tutur katanya, begitu
kokoh dengan agamanya. Tapi aku belum berani menjadi sosok seperti itu.
Karena aku merasa tidak pantas, aku perempuan cerewet plus tomboy
mustahil bisa berubah seperti itu.
Tanpa
pikir panjang langsung saja kurebahkan tubuh ini ke pulau kapuk di
dalam istana pribadiku untuk membaca buku yang diberikan kakak padaku.
Lembar demi lembar ku selami isi yang tersirat di dalamnya. Ku tarik
benang merah makna yang terkandung di dalam tiap paragrafnya. Tak terasa
hati ini mulai tergugah, rambut-rambut halus kulitku berdiri, pori-pori
kecilku menyempit. Diri ini merasa malu akan semua yang selama ini
telah aku lakukan.
Di
dalam buku itu menceritakan seorang perempuan lumpuh, yang mendapatkan
sosok laki-laki sempurna dalam agama maupun kehidupan sehari-harinya.
Laki-laki itu memilih menikah dengan wanita itu karena akhlak dan
agamanya.
Subhanallah seandainya di dunia ini ada sosok laki-laki yang tidak memandang wanita dari penampilan, dari cantiknya.
Ku
niatkan diri untuk mulai berubah dari sekarang. Dimana aku harus mulai
merubah sikapku, penampilanku, cara bicara bahkan cara pandangan
hidupku. Ku bulatkan hati ini jika aku berubah bukan karena laki-laki
itu. Tapi aku berubah karena ALLAH.
Pagi
itu seperti biasa semua keluargaku berkumpul untuk sarapan. Dari kursi
sebelahku kakak tersenyum kecil padaku. Saat itu aku sudah mulai merubah
diriku secara berlahan-lahan. Awalnya keluarga kaget melihat cara
penampilanku yang berubah yang bisanya tomboy sekarang berjilbab
panjang. Tapi Alhamdulillah keluarga mendukung perubahanku, teman-teman
dekatku juga senang melihatnya.
Dan
sekarang aku juga mulai menyibukan diri dalam aktivitas rohis yang
membuat hidup ini lebih berwarna dan berarti untuk kegiatan keislaman.
Terima kasih ya ALLAH, engkau telah memberikan kebahagian ini padaku. Semoga aku bisa selalu menjaga azzam ini. Amin…
Penulis : Tri Indah Widyawati
Facebook: widyawatitriindah